Monday 13 October 2008

Apa makna Ramadhan dan 1 Syawal ?

Berlalu sudah bulan Ramadhan, idul fitri pun tidaklah begitu lama menemani kita. Hanya sesaat kemeriahan itu kita rasakan, hanya sebentar saja kegembiraan saat berkumpul bersama keluarga dan sekarang ini berbagai macam kegiatan rutin yang telah menanti kita. Pekerjaan yang tertinggal telah siap menjadi kesibukkan kita. Semuanya terasa begitu cepat, namun kita harus tetap mengikuti roda perputaran hidup. Lalu apa yang dapat kita ambil selama sebulan Ramadhan dan apa yang kita peroleh dari keceriaan fitri. Apa telah kita maknai dari semua itu ?

Coba lihat saja ke Mesjid-mesjid tak lagi ramai seperti saat bulan puasa, tadarus menjadi sunyi di telan waktu. Memang waktulah yang banyak mengubah segala sesuatu, waktu pula yang terus berputar dari detik hingga kembali ke detik. Waktu Ramadhan akan datang ramai orang yang menyambutnya suka cita, beraneka ragam kegiatan yang dilakukan, mulai dari mandi bersama (Balimau) sampai makan bersama (Halal Bihalal). Sungguh saat itu kita merasakan kemeriahan yang teramat sangat.

Ramadhan pun tiba, malam pertama shalat sunat tarawih mesjid-mesjid penuh sesak oleh orang-orang yang menyambut ramadhan. Tadarus pun terus berkumandang hingga ke subuh, begitu pula pada saat sahur, sahut bersahut kita dengar panggilan untuk sahur. Waktu terus bergerak hingga pada saat berbuka ramai orang yang melakukan ngabuburit, makanan beragam rasa bermacam warna tersaji di setiap tempat, sangat menggiurkan tenggorakkan yang haus dan perut yang lapar. Itulah gambaran pada waktu awal-awal ramadhan.

Dan waktulah yang merubah semuanya ketika Ramadhan memasuki pertengahan mesjid menjadi tak seramai sebelumnya, tadarus pun mulai kadang-kadang terdengar. Hilang sudah semangat Ramadhan. Idul Fitri pun menjelang, ratusan bahkan ribuan manusia melakukan mudik, tidak peduli bahaya yang mengancam saat dalam perjalanan, tidak peduli berapa banyak ongkos yang dikeluarkan, tidak peduli berapa banyak pekerjaan yang ditinggalkan. Yang penting bisa pulang kampung berkumpul bersama keluarga pada saat lebaran.

Saat-saat terindah menjadi awal yang indah saat subuh sunyi takbir terdengar disetiap pelosok negeri ini, sangat membahagiakan hingga mata ini tak mampu membendung tangis haru bahagia. Bertemu sanak keluarga, berjabat tangan, berpelukkan melepas rindu dan memohon maaf dari lahir hingga ke bathin.

Tak terasa hari-hari bahagia tersebut segera akan berakhir. Libur bersama lebaran pun akan berakhir. Masing-masing akan kembali pada kesibukkannya masing-masing. Tinggallah keluarga di kampung, tinggal lah semua kemeriahan saat fitri. Tak ada lagi takbir yang bergema waktu telah meninggalkan semuanya. Waktu yang berputar telah kembali pada awalnya lagi. Kembali pada pekerjaan dan kesibukkan lainnya. Aku pun jua telah kembali kehadapan komputer dengan berbagai pekerjaan, berbagai kesibukkan dan saat ini timbul tanda tanya dalam pikiran yang telah bercabang-cabang.

Apa yang aku peroleh selama Ramadhan ini ? Apa aku telah menjadi fitri di syawal 1429 Hijriah ? namun mengapa aku masih merasakan hal yang sama ? mengapa kakiku masih malas bergerak saat azan memanggil ? mengapa tak tersisa waktu untuk membuka Al-Quran ? Apa sebenarnya makna yang aku peroleh ?

Friday 10 October 2008

Arus Mudik Singkep 2009 (H-) 1

Mungkin sedikit yang mengenal Dabo Singkep atau pulau Singkep. Pulau yang masih termasuk dalam kawasan kabupaten Lingga tersebut terletak paling bawah atau ujung di propinsi Kepri. Pulau yang besarnya tidak begitu jauh beda dengan Singapura tersebut berjiran dengan propinsi lainnya yaitu Jambi dan hingga kini masih menjadi pesaing dalam hal perebutan pulau Berhala.

Pada awal terbentuk tepatnya pada masa kerajaan Lingga, Singkep mempunyai Sumber Daya Alam yang sangat luar biasa. Pertambangan timah pada saat itu menjadi Pertambangan timah yang terbesar di Indonesia. Namun pada tahun 90-an semuanya sirna, perusahaan tutup karyawannya seperti anak ayam kehilangan induk bertebaran keberbagai daerah untuk mengais rejeki.

Tapi seperti biasa yang terjadi di daerah lainnya pada saat lebaran, begitu juga yang terjadi di pulau Singkep. Ratusan bahkan mengkin ribuan umat manusia melakukan kegiatan mudik atau pulang kampung. Hitungan mundur menuju hari H jumlah penumpang semakin bertambah. Armada kapal pun turut ditambah guna memperlancar arus mudik. Semula kapal yang biasanya berangkat dengan rute Dabo Singkep - Tanjung Pinang hanya 2 buah kapal kini menjadi 4 buah kapal. Dengan 4 kapal yang disediakan itu pun masih terjadi rebutan pada waktu akan naik ke kapal. Walau pada bulan puasa semuanya tetap bersemangat untuk pulang kampung.

Kapal yang berangkat dari Tanjungpinang - Dabo Singkep berlabuh di pelabuhan Jago yang letaknya sekitar 25 KM dari pusat kota Singkep. Jalan yang ditempuh untuk mencapai pusat kota hancur berlubang. Sepanjang 25 KM jalan tersebut mungkin hanya 1 KM yang bagus. Pada tahun ini pemerintah tidak melakukan perbaikkan terhadap jalan tersebut. Padahal jalan tersebut merupakan pintu masuk menuju Dabo Singkep. Jalan tersebut berada persis di pinggir pantai sehingga tiap hempasan ombak ke bibir pantai menyebabkan terjadinya pengikisan atau abrasi, namun hingga pada saat ini pemerintah belum mampu menanggapi permasalahan tersebut. Sementara itu para sopir mobil yang membawa penumpang dari pelabuhan Jago menuju Dabo terpaksa mengambil jalan memutar untuk mencapai pusat kota tersebut. Jalan yang ditempuh menjadi semakin jauh sehingga menambah ongkos minyak, tapi mau bagaimana lagi...

Selayang Pandang

Assalamualaikum WR WB

Alhamdulillah hingga hari ini aku masih diberikan kesempatan untuk menghirup udara di bumi dengan gratis, aku masih berdiri di atas tanah yang terbentang luas di jagat raya ini, aku masih merasakan teriknya sengatan matahari dan aku masih memegang keyakinanku untuk menyembah-Mu ya... Allah tuhan yang maha esa, tuhan alam semesta.

Masih bernaungnya nyawa dalam jasad ini menjadikan aku harus lebih baik dari hari kemarin sesuai ajaran agama yang aku terima. Hidup tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Aku bukan diri-Nya yang hanya tinggal mengucapkan "kun fayakun" jadilah maka akan terjadi apa yang diinginkan. Aku hanya manusia biasa yang membutuhkan beraneka ragam kebutuhan hanya untuk dapat bertahan di dunia yang fana ini.

Untuk dapat melanjutkan hidup, untuk hidup yang lebih baik banyak jalan yang dapat dilalui. Baik yang ditanam baik pula yang dipetik, buruk yang disemai buruk pula yang menimpa. Segalanya ada resiko, segalanya harus ku lalui, segalanya akan jadi pengalaman untukku...

Biodata

Nama Lengkap : Rindra Yasin
Nama Panggilan : rin / ndra / rindra
Tempat / Tanggal Lahir : Dabo Singkep, 07 September 1984
Alamat Rumah 1 : Bukit Kabung, Jl. Hang Lekir RT.08 RW.10 No.02 DBS - Lingga (KEPRI)
Alamat Rumah 2 : Panam, Jl. Putri Tujuh N0.E8 Pekanbaru - Riau
Agama : Islam
Telp : 0776 - 21439
Hp : 081365007573

Pendidikan :
  • Taman Kanak-Kanak Bhayangkari Singkep
  • Sekolah Dasar Negeri 02 Singkep
  • Sekolah Menengah Pertama Negeri 02 Singkep
  • Sekolah Menengah Atas Negeri 02 Singkep
  • Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Pekanbaru MX >> Metro XCrime

Artikel

Is Your Connection

ip 

information
IdHositenger